Ikhtiar, Doa, dan tawakkal adalah
senjata ummat islam, ketiganya saling
membutuhkan artinya ikhtiar diiringi dengan doa kemudian tawakalla kepada Allah
swt. Yakinkan dalam hati bahwa segala sesuatu yang kita usahakan disana selalu
ada keberadaan Allah swt. Mulailah segala sesuatu dengan ikhtiar, doa, kemudian tawakkal kepada ALLAH swt. " Ketika
Nabi Ibrahim as menempatkan putranya yang masih bayi atas perintah Allah swt
yakni Nabi Ismail as beserta isterinya Siti Hajar di suatu lembah padang pasir yang
tandus dan tak satu orang pun yang tinggal disana, Isteri Nabi Ibrahim as bertanya, wahai suamiku “apakah
ini perintah dari Allah?" Nabi Allah Ibrahim as menjawab, "ya" Mendengar
jawaban itu, Siti Hajar berkata, "Kalau demikian aku merasa tenang
karena aku yakin Allah tidak akan menyia
– nyiakan kami". Nabi Ibrahim terus berjalan. Sampai di
tempat yang bernama Tsaniah, ia menghadap ke arah Ka'bah kemudian berdoa seraya
menengadahkan kedua tangannya dan memanjatkan doa. "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku
di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah)
yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat."
(QS: Ibrahim 37).Tidak lama setelah Nabi Ibrahim as
pergi, anaknya menangis karena kehausan. Melihat anaknya menangis Hajar berikhtiar
mencari sumber air, beliau berlari ke bukit shafa mencari air ernyata tidak ada apa-apa, Hajar menoleh
ke belakang, ia melihat lagi seperti ada ir di bukit marwah. Ia pun
berlari menuju bukit marwah, ternyata tidak menemukan air, dan hal ini
dilakukan sampai 7 kali. Akhirnya, ia
kembali menghampiri putranya yang terus menerus menangis. Subhanallah, ternyata
dari dekat kaki putranya yang tengah meronta keluar mata air yang jernih & itulah
air Zamzam. Peristiwa ini mengajarkan kepada kita bahwa keyakinan Ikhtiar,
Do'a, serta tawakkal adalah tiga hal yang tidak terpisahkan. Jadi manusia yang hanya mengandalkan nasib saja 100%
(fatal) tanpa ikhtiar maka dia akan menjadi orang yang merugi karena tidak akan
ada perubahan dalam dirinya. Sebaliknya, manusia yang hanya ikhtiar saja dengan
sungguh-sungguh bahkan 100% tidak merasakan kehadiran Allah swt maka ia juga
termasuk orang yang merugi atau golongan vital. Jadi fatal dan vital harus
seimbang .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar