Logika merupakan sarana berpikir sistematis, valid, cepat, tepat dan
dapat dipertanggungjawabkan. Berpikir logis dibutuhkan kondisi-kondisi
tertentu seperti: mencintai kebenaran, mengetahui apa yang sedang
dikerjakan dan apa yang sedang dikatakan, membuat perbedaan dan
pembagian, mencintai defenisi yang tepat, dan mengetahui mengapa begitu
kesimpulan kita serta menghindari kesalahan-kesalahan. Sedangkan
pengalaman adalah suatu ilmu yang diperoleh seseorang dari aktivitas –
aktivitas yang dilakukan, dirasakan, dan diamati semakin banyak
beraktivitas, belajar, mengamati, mendengar maka akan semakin banyak
pengalaman yang diperoleh. Setiap orang memiliki pengalaman yang
berbeda, karena pada dasarnya Allah swt menciptakan setiap manusia itu
berbeda antara satu dengan lainnya.
Orang yang telah bisa
bersilsafat dengan benar kemungkinan dalam dirinya akan bisa berpikir
secara komprehensif, memberi peran yang wajar kepada konsep,
mendasar/radikal, konsisten / runtut, koheren atau masuk akal,
sisstematis, bebas, dan bertanggung jawab. Sehingga dalam diri perlu
dibangun filsafat yang benar. Pada hakekatnya dalam membangun filsafat
yang benar, kita harus melakukannya secara menyeluruh, mendasar, dan
bahkan spekulatif artinya sadar terhadap ruang dan waktu. Untuk mencapai
ini semua dibutuhkan penalaran atau logika yang tinggi dan pengalaman
dalam bidang tersebut, sehingga tidak terjebak dalam keputusan yang
keliru. Jadi
Untuk mendapatkan pengetahuan yang benar harus mengacu
pada logika dan pengalaman. Aristoteles menegaskan ada dua cara untuk
memperoleh kebenaran yang sah dan baru yaitu metode rasional –deduktif
dan metode empiris –induktif . Dalam metode rasional deduktif dari dua
premis yang ada dan benar , ditentukan kesimpulan yang berupa pernyataan
ketiga yang diperoleh dari dua premis yang ada. Cara mengambil
kesimpulan yang seperti ini disebut silogisme , yang merupakan fondasi
penting dalam logika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar